Bisnis sampingan, bisa dikerjakan sambil merem atau sambil lalu, bukan bisnis utama namun diharapkan memberikan pemasukan yang lumayan menyaingi pemasukan utama, bahkan bisa melebihi. Walau hal tersebut sukar dijalankan, dikarenakan namanya bisnis membutuhkan fokus dan juga perhitungan yang matang untuk segala aspek.

Saya beberapa kali mencoba berbisnis dengan skala kecil atau kelas lokal yang lumayan sebenarnya untuk dijalankan namun hasilnya boleh dibilang sangatlah kecil dan tentu saja menyita waktu. Badan capek dan juga fokus menjadi terbagi padahal kesempatan lain yang bisa kita kerjakan untuk hal lain tentunya lebih bisa memberikan pemasukan yang lebih menjanjikan

Ambil contoh bisnis Jasa Supir yang pernah saya jalankan beberapa waktu lalu, bisnis ini mulanya menyediakan jasa antar jemput bandara, dan juga jasa supir freelance atau gampangnya supir panggilan yang siap dipanggil kapan saja asal bayaran yang diterima cocok dan juga ketika waktunya BISA. Kemudian Jasa ini berkembang menjadi jasa jemputan terminal, jasa jemputan macam macam yang ternyata berusaha keras memenuhi permintaan pasar yang notabene selalu berkembang. Tentu di awal karena idealisme tinggi saya pun mematok harga yang tidak “murah” untuk jasa – jasa tersebut, namun pada akhirnya malah terjebak dengan harga murah asal berangkat, yang tentunya merugikan kita sebagai penyedia jasa

Beberapa bulan saya menjalankan pekerjaan tersebut respon yang masuk sebenarnya sangat bagus, boleh dibilang malah kalau tidak ada pekerjaan utama sebagai Blogger, hijrah atau pindah haluan ke Jasa Supir sepertinya lebih menjanjikan, namun waktu dan juga penghasilan yang didapatkan sebenarnya kurang sebanding dengan fokus dan tenaga yang kita curahkan, belum lagi biaya perawatan dan juga pembersihan mobil yang tentu naik berkali kali lipat karena dipakai lebih dari biasanya.

Bayangkan saja, untuk jemputan ke Bandara contohnya, kita bisa menerima untung sampai 200.000 diluar biaya bensin, namun kita harus fokus untuk menyetir setidaknya 2-3 jam dengan catatan jalanan tidak macet yang dewasa ini rasanya sulit menemukan jalan yang lenggang kecuali malam atau dini hari. Sedangkan alokasi waktu selama itu bisa digunakan untuk mengurusi hal lain yang sebenarnya bisa untuk mendapatkan lebih dari 200.000.

Endingnya kita dipaksa untuk menerima upah murah yang sebenarnya bukan mau kita untuk menjalani hal tersebut, namun dikarenakan ada tawaran masuk dan biasanya sayang untuk dilewatkan maka ego kita untuk menerima pekerjaan tersebut menjadi besar dan mengorbankan hal besar lain yang sebenarnya lebih potensial untuk dijalani.